Indonesia yang termasuk negara dengan tingkat intensitas hujan tinggi dan akhirnya sering membuat bagian bangunan rentan kebocoran. Hal itu tentu saja merugikan pemilik bangunan. Ada suatu cara untuk mensiasatinya, yakni dengan waterproofing. Bahan tersebut mengandung bahan aktif pencegah bocor dengan ragam yang banyak. Ragam dikelompokkan berdasar karakteristik bagian bangunan.

Cara Melapisi Bangunan Dengan Waterproofing Coating

Bagian bangunan yang rentan terhadap bocor atau rembesan yakni atap, dak beton, dinding, lantai. Tiap bagian itu memakai jenis pelapis anti bocor yang beda. Atap dan dak beton umumnya memakai waterproofing membrane karena ketahanannya sangat lama dapat mencapai 10-15 tahun. Lalu bagaimana dengan bagian dinding, lantai, dan area yang sering terkena air lainnya?

Jenis dan Proses Pelapisan Waterproofing yang Tepat Untuk Area Dinding Serta Lantai

Area lantai, dinding, basement, dan bagian bangunan yang sering terpapar air, pasti bisa rembes atau bocor. Suatu cara ampuh terbukti mampu menaklukkan masalah tersebut. Caranya yaitu dengan menambahkan pelapis waterproofing coating. Bahan dari lapisan anti rembes ini berbentuk bubuk, pasta ataupun larutan. Jika sudah dicampur menjadi satu dengan kombinasi sempurna, lalu diaplikasikan berdasarkan waktu dan suhu tertentu. Sifat bahan menjadi padat tetapi tetap fleksibel.

Meskipun bahan dari waterproofing coating lebih simple. Akan tetapi pengaplikasiannya tidak boleh sembarangan. Tahapan pengerjaan sangat diperhatikan, supaya hasil maksimal. Pelapis dapat bekerja sempurna ke seluruh area, sehingga tidak akan terjadi rembesan. Lantas, apa saja tahapannya?

1. Tahap Persiapan

Tahap pertama ini lebih menekankan pada persiapan seluruh alat yang dipakai, bahan, dan kebersihan area. Semua harus dilakukan selengkap mungkin jangan sampai ada yang terlewat satupun. Persiapan untuk memberikan sentuhan waterproofing jenis coating dimulai dengan bahan yang dipilih. Ini penting, mengingat banyak sekali merk ​​​dan jenisnya, sesuaikan dengan anggaran serta area yang akan diberi pelapis. Setelah deal dengan bahan, maka segala alat untuk mendukung kinerja dapat ditentukan.

Alat untuk memberi lapisan coating itu biasanya berupa kuas, kawat, sikat, roll, spray, ember, dan masih banyak lagi. Yang terpenting sesuai dengan tingkat kesulitan area. Nah, jika bahan dan alat tersedia lengkap, segeralah untuk membersihkan area yang akan dilapisi. Dinding, lantai dan area lainnya harus dipastikan bersih dari debu, tanah, dan berbagai kotoran lain yang bisa mengganggu daya lekat bahan.

Baca juga: Cara Perawatan Dak Beton yang Harus Kamu Ketahui

2. Tahap Pengerjaan

Tahap Pengerjaan Waterproofing

Ketika suatu area akan dilapisi, memang harusnya dilakukan dengan kondisi permukaannya yang bersih dan rata. Jika ada  keretakan, segera kikis memakai pahat beton, sampai benar-benar rata. Kalau didapati kotoran sejenis minyak, tanah, dan lainnya bersihkan dahulu memakai sikat kawat, sabun, air sampai bersih. Saat semua area lantai dan dinding dipastikan bersih, tutuplah permukaan dengan lapisan anti bocor jenis membran.

Langkah selanjutnya beri lapisan lagi dengan bahan kain kassa, setelah itu baru memakai waterproofing coating. Yakinkanlah, semua permukaan terlapisi sempurna, dan biarkanlah selama 1 hari. Hari selanjutnya dapat dilakukan uji rendam menggunakan air, diamkan lagi selama 1 hari. Setelah proses tersebut, tahap akhir dikerjakan, caranya lakukan screeding menyeluruh.

Ketika 2 tahap telah dilakukan secara benar. Kini area dinding, lantai dan bagian rentan rembesan lain akan aman. Keamanan dari risiko bocor itu dalam waktu lama, jadi tidak ada kekhawatiran lagi. Proses pelapisan ini sebaiknya memakai tenaga profesional, supaya tidak ada kesalahan prosedur, dan material yang dipakai terjamin kualitas, serta keasliannya. Selain itu tidak akan mungkin terjadi pembengkakan biaya.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *